Minggu, 09 Juni 2013

Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 10: Architectonic Mathematics (2)

http://powermathematics.blogspot.com/2010/09/elegi-pemberontakan-pendidikan_8043.html


Architectonic mathematics itu sendiri adalah asumsi dasar tentang bagaimana siswa bisa memperoleh pemahaman dan mampu membangun konsep matematika. Setidaknya terdapat 2 (dua) asumsi dasar, pertama: siswa mampu memahami dan membangun konsep matematika melalui logika atau penalarannya; kedua, siswa mampu memahami dan membangun konsep matematika melalui pengamatannya terhadap fenomena matematika. Architektonic Mathematics adalah pertemuan antara analitik a priori dan sintetik a posteriori sehingga menghasilkan konsep baru yang bersifat sintetik apriori. Kita tidak bisa memandang Architectonic Mathematics hanya dari seorang siswa namun juga dipandang dari siswa lain, guru bahkan orang dewasa yang konsep matematikanya bersifat formal abstract. Hakikat siswa belajar matematika terjadi jika ada interaksi antara objektivity mathematics dan subjektivity mathematics.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar