http://powermathematics.blogspot.com/2010/09/elegi-pemberontakan-pendidikan_8043.html
Architectonic
mathematics itu sendiri adalah asumsi dasar tentang bagaimana siswa bisa
memperoleh pemahaman dan mampu membangun konsep matematika. Setidaknya terdapat
2 (dua) asumsi dasar, pertama: siswa mampu memahami dan membangun konsep
matematika melalui logika atau penalarannya; kedua, siswa mampu memahami dan
membangun konsep matematika melalui pengamatannya terhadap fenomena matematika.
Architektonic Mathematics adalah pertemuan antara analitik a priori dan
sintetik a posteriori sehingga menghasilkan konsep baru yang bersifat sintetik
apriori. Kita tidak bisa memandang Architectonic Mathematics hanya dari seorang
siswa namun juga dipandang dari siswa lain, guru bahkan orang dewasa yang
konsep matematikanya bersifat formal abstract. Hakikat siswa belajar matematika
terjadi jika ada interaksi antara objektivity mathematics dan subjektivity
mathematics.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar